Tilawah Al-Quran dikala haid/nifas

Assalamualaikum.wr.wb
ustad taufik yang saya hormati, saya ingin bertanya mengenai hukumnya wanita yang tilawah disaat haid. karena ada yang membolehkan namun ada juga yang melarang. Apa saja yang dapat dilakukan oleh wanita haid untuk tetap menjaga kedekatan nya dengan sang khaliq? atas jawaban yang diberikan saya ucapkan terima kasih
siti
wassalamu 'alaikum wr.wb
Jawaban


Assalamu ‘alaikum wr.wb
Membaca Al-Quran adalah ibadah yang amat mulai, kerena demikian Allah SWT dan Rasul-Nya memanjakan dan memuliakan para pembaca Al-Quran.
Rasulullah SAW bersabda :
“Sebaik-baik kalian adalah orang belajar Al-Quran dan mengajarkannya”.
Banyak ukuran orang baik dalam pandangan rasulullah SAW, diantaranya adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya. Bahkan dalam hadits lainnya beliau jga berdsabda :
“Orang yang mahir membaca Al-Quran, maka dia akan ditempatkan bersama dengan hamba-hamba yang mulia, dan orang yang membaca Al-Quran secara terbata-bata dan dia merasa kesulitan; maka baginya dua pahala”.
Subhanallah, jadi orang yang membaca Al-Quran dan dia kesulitan dalam membacanya, masih tetap mendapatkan dua pahala, pahala membacanya dan pahala karena kesulitannya. Kemuliaan ini tidak terdapat dalam bagi orang yang membaca Al-Quran. Namun dia juga harus tetap belajar dan belajar, sehingga ke depan dia akan termasuk dalam golongan orang yang mahir membaca Al-Quran.
Oleh karenanya para shahabat RA terdahalu  memberikan porsi dan perhatian yang begitu besar untuk belajar Al-Quran dan kemudian mengajarkannya kepada orang lain.
Darah haidh/nifas
Darah haidh adalah darah yang menjadi ‘tamu’ bulanan secara alami bagi semua wanita yang sudah baligh. Jadi bagi kaum Hawa ini tidak perlu resah dan sedih karena tidak bisa menjalankan beberapa ibadah seperti halnya kaum pria; karena ini adalah merupakan takdir Allah SWT, walaupun sebenarnya ada banyak hikmah di balik kedatangan ‘tamu’ tersebut.
Namun demikian, sebagai seorang muslimah, dia harus mengetahui hukum-hukum syar’i yang berkaitan dengan haidh tersebut dan tentunya juga nifas termasuk dalam pembahasan ini, sehingga dia dapat melakukan berbagai ibadah sesuain dengan tuntunan yang benar.
Suatu hari Rasulullah SAW mendapati Aisyah RA sedang menangis- peristiwa ini saat perjalan keduanya dalam haji wada’ – Rasulullah SAW pun bertanya kepadanya : “Apa yang membuatmu menangis?, apakah kamu kedatangan haidh?”. Dia menjawab: “ya”. Rasulullah bersabda : “Ini adalah sesuatu yang telah Allah tetapkan atas anak-anak cucu perempuan Adam, kerjakanlah segala yang biasa dilakukan oleh orang yang sedang haji selain thawaf mengelilingi ka’bah”. (H.R. Muslim)
Demikian hadits di atas menerangkan bahwa bagi wanita yang sedang haidh memiliki hukum khusus dalam beribadah dan jangan sampai dia bersedih karena tiap bulan pasti kedatangan ‘tamu’ secara rutin.
Membaca Al-Quran saat haidh/nifas
Sebenarnya masalah membaca Al-Quran bagi wanita yang sedang haidh atau nifas ada dua pandangan dari ulama kita sejak dahulu :
Pertama : Membacanya hanya dalam hati dan tanpa memegang mushaf
Pendapat pertama ini didukung oleh Jumhur (Mayoritas) ulama, mereka berpendapat tidak mengapa bagi seorang wanita yang sedang haidh atau nifas untuk membaca Al-Quran, namun hanya dengan melihat mushaf tanpa memegangnya Al-Quran dan membacanya pun dalam hati, bila sampai diucapkan maka tidak boleh. Mereka beragumentasi dengan hadits-hadits yang memiliki derajat lemah.
Kedua : Yang membolehkan
Pendapat yang membolehkan, yaitu sebagian ulama, karena tidak ada dalil yang melarangnya. Diantaranya Imam Bukhari dan Ibnu Taimiyah. Ibnu Taimiyah berkata : “tidak ada satu hadits pun yang melarang wanita untuk membaca Al-Quran”. Karena hadits :
“Wanita haidh dan junub tidak boleh membaca Al-Quran sedikit pun”, adalah hadits dhaif.
Dahulu para wanita di zaman Nabi SAW telah mengalami haidh, seandainya membaca Al-Quran haram bagi mereka seperti halnya shalat, maka pasti Rasulullah SAW akan menjelaskannya kepada umatnya dan Umahatul Mukminin pun akan mempelajarinya, demikian yang disampaikan para ulama kepada umat ini. Nah ketika tidak ada dalil dari Rasulullah SAW yang mengharamkan dengan banyaknya wanita yang haidh pada zaman beliau maka tidak haram bagi mereka.
Namun yang perlu diperhatikan adalah tidak mengapa membaca Al-Quran bagi wanita yang sedang haid atau dalam keadaan nifas membaca Al-Quran. Namun yang ditekankan di sini adalah apa bila itu dilakukan dalam keadaan mendesak (darurat) seperti seorang guru yang sedang mengajarkan murid-muridnya, seorang murid yang mambaca wirid menjaga hafalan Al-Quran siang ataupun malam hari, namun apa bila membacanya dalam rangka untuk mengapai pahala semata dan untuk bertaqarrub secara khusus kepada Allah maka yang lebih utama adalah tidak melakukannya, karena jumhur (mayoritas) ulama memandang bahwa wanita yang sedang haid tidak boleh membaca Al-Quran.
Wallahu a’lam bishshawab
Wassalamu 'alaikumu wr.wb
H. Taufik Hamim Effendi, Lc., MA
(Tulisan ini juga bisa dibaca di www.taufikhamim.com dan www.warnaislam.com)

Sumber : http://muntadaquran.net/v2/tahfizh/1186-tilawah-al-quran-dikala-haidnifas.html

Turki Berhasil Hentikan 5 Juta Perokok

Muntadanews-Jumlah perokok di Turki menurun sebanyak 5 juta orang dalam dua tahun terakhir. Hal ini dipandang sebagai efek dari diterapkannya larangan merokok di tempat-tempat umum, yang mulai diberlakukan sejak dua tahun silam.

Antara Juli 2009 hingga sekarang ini, jumlah perokok di Turki turun dari 26 juta menjadi 21 juta orang. Sementarra penjualan rokok turun dari 107 milyar menjadi 93 milyar pada periode yang sama.

Sebagaimana dilansir kantor berita Cihan (02/5), Presiden Asosiasi Anti-Rokok Turki Mustafa Aydin menganggap penurunan signifikan jumlah perokok sebagai inspirasi bagi generasi masa depan. Ia mengingatkan bahwa berhenti merokok tidak hanya baik untuk kesehatan, tapi juga membawa pengaruh positif bagi ekonomi.*
Sumber : http://muntadaquran.net/v2/component/content/article/1-latest-news/1431-turki-berhasil-hentikan-5-juta-perokok-.html

Tips Menghafal Al Quran untuk Orang Dewasa

Allah menurunkan Al Quran agar umat muslim membacanya dengan baik, memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan. Untuk mencapai kepada kesempurnaan menerapkan ajaran Al Quran maka kita perlu menghafalkannya. Meski menghafal Al Quran itu hukumnya fardhu kifayah (wajib atas sebagian kaum muslim saja dan gugur dari sebagian yang lain), namun dalam prakteknya, menghafal Al Quran bagi setiap individu muslim dalam menegakkan ibadah kesehariannya hukumnya harus.
Kita tahu bahwa kita shalat minimal 5 waktu setiap hari sehari semalam. Ada waktu-waktu khusus di mana bacaan shalat harus dikeraskan, seperti pada shalat Maghrib, Isya’, dan Subuh. Nah pada saat itulah kesempatan membaca Al Quran dengan hafalan sangat menentukan. Menentukan dalam arti membantu sempurnanya shalat kita. Karena bacaan shalat dan Al Quran yang tidak baik akanberdampak pada kekurangsempurnaan shalat dan akhirnya bisa mengurangi nilai pahala shalat kita. Sementara yang kita lakukan adalah shalat fardhu yang memang Allah tegaskan untuk disempurnakan sebaik mungkin.
Tanpa hafalan yang memadai sulit rasanya bagi seorang imam untuk membuat jama’ahnya khusyuk dalam shalat. Apalagi shalat adalah ibadah yang paling mendekatkan seorang hamba muslim kepada Tuhannya.
Nah, pembaca sekalian, untuk memenuhi kebutuhan kita bisa menambah hafalan, maka ada beberapa tips menghafal bagi kita, terutama yang usianya di atas 23 tahun.
Kenali karakter dan pahala menghafal Al Quran di sisi Allah subhanahu wa ta’ala! Menghafal Al Quran tujuannya untuk taqorrub atau mendekatkan diri kita kepada Allah. Baik ketika shalat ataupun ketika di luar shalat. Semakin banyak hafalan Al Quran seseorang maka akan semakin baik derajatnya di sisi Allah dan malaikat-Nya.
Rasulullah bersabda, “Akan dikatakan kepada penghafal Al Quran di hari kiamat, ‘Bacalah hafalanmu, naiklah dan lantunkanlah dengan tartil (lancar). Sesungguhnya, kedudukanmu di surga sesuai dengan jumlah ayat atau hafalan yang pernah kamu baca.’”
Bagi orang dewasa, menghafal Al Quran itu sebaiknya dilakukan dengan strategi yang jitu. Saya katakan demikian karena otak dan memori orang dewasa berbeda dengan otaknya anak-anak yang notabene cepat dalam menghafal dan susah hilang. Berbeda dengan orang dewasa yang susah menghafal dan kalau sudah hafalan malah mudah sekali hilangnya. Bagi orang dewasa ketika menghafal harus menggunakan analisa dan pemahaman. Analisa dalam arti memahami artinya terlebih dahulu kemudian baru menghafal. Menganalisa ayat-ayat yang hendak dihafal baru kemudian mulai menghafalkannya.
Nah di sini, apabila seseorang sudah hafal beberapa surat maka diharapkan hafalannya akan kuat, lancar dan penuh penghayatan.
Ada seseorang yang apatis ketika dihadapkan dengan hafalan Al Quran. Alasannya, bahwa otak dan ingatannya sudah butek dan tumpul. Tentu ucapannya ini berdasarkan pada ketidaktahuan dia tentang seluk-beluk menghafal dan proses yang akan dijalaninya.
Tapi tak apalah, mungkin itu salah satu pengalaman dia sepintas tentang hafal-menghafal Al Quran. Yang jelas jika anda ingin serius menghafal Al Quran maka yang harus diperhatikan adalah kemauan dan keseriusan. Mau menghafal meski di tengah gangguan kesibukan dan setumpuk aktivitas. Lalu, menyediakan waktu khusus untuk menghafal yang tidak bisa diganggu-gugat atau dikalahkan dengan pekerjaan yang lain.
Kemudian serius dalam menjalankannya. Serius belajar di bawah bimbingan seorang guru yang mumpuni dan berpengalaman. Sebab guru adalah murid yang sungguh-sungguh. Dia akan selalu menularkan rasa semangat menghafal kepada muridnya. Dan murid akan mendapatkan banyak suntikan semangat dan tips-tips baru dari pembimbingnya.
Dan satu hal lagi, jangan lupa berdoa kepada Allah agar senantiasa dimudahkan ketika menghafal dan dijadikan hafalannya itu sebagai wasilah (sarana) menjalankan ketaatan yang maksimal kepada-Nya.
Sumber : http://www.fimadani.com/tips-menghafal-al-quran-untuk-orang-dewasa/

Copyright © / Solah's Kliping

Template by : Urangkurai / powered by :blogger