Bismillah..
Ana ditanya, bagaimana metode tahfidz
yang tepat untuk Kegiatan Belajar Mengajar yang tepat untuk santri.
Artinya, mungkin maksud beliau adalah bagaimana caranya mengajari anak2
menghafal al-qur’an di kelas, secara praktek atau teknisnya..
Berdasarkan pengalaman ana (menjadi
santri), kegiatan menghafal bisa dibuat menjadi kegiatan yang
mengasyikkan dan tidak membosankan. Caranya adalah dengan menggunakan
metode yang variatif, mengkondisikan suasana kelas menjadi hangat dan
hidup, serta ciptakan suasana kompetisi menghafal yang sehat.
Metode menghafal al-Qur’an itu ada
beberapa macam, masing-masing ada kelemahan dan kekurangan. Oleh karena
itu, sebaiknya digunakan beberapa metode untuk saling mengisi /
melengkapi.
Perlu juga dipahami, bahwa faktor2 yang membuat seseorang mudah menghafal al-qur’an sekaligus memahaminya itu sangat banyak. Jadi, jangan menyerah jika merasa sulit menghafal, karena ada beberapa faktor yang belum bisa diusahakan saat itu.
Di sini ana tuliskan metode yang mungkin bisa diterapkan pada saat KBM Tahfidzul Qur’an, kalau mau menerapkan pilih yang paling mungkin dan paling sesuai:
Sistem ketika menghafal
1. Metode pengulangan. misal: guru
membaca, murid menirukan, 1 ayat diulang 20 kali tanpa melihat mushaf,
dengan variasi: hitungan 1-5 melihat meja, hitungan 6-10 melihat
jendela, hitungan 11-15 melihat lampu, hitungan 16-20 melihat papan
laptop.. Biasanya ini efektif untuk ayat2 yang pendek.
2. Metode menulis. Guru menulis di papan tulis, lalu santri diminta menghafal ayat saat itu juga. Dibatasi maksimal 10 menit.
Begitu hafal, langsung disuruh maju ke depan (lomba cepet-cepetan menghafal). Hal ini akn menumbuhkan suasana kompetisi.
3. Santri diberi tugas rumah: menulis
ayat yang akan dihafal di buku. lalu diberi terjemah di bawahnya. diberi
batasan waktu, misal 1 pekan berikutnya akan ditunjuk/ditest hafalannya
secara acak.
4. Santri diberi kesempatan untuk
setor hafalan baru ‘kapanpun’ bertemu gurunya. Jadi, mereka punya waktu
yang luas untuk maju setoran, bisa pagi hari sebelum masuk kelas, saat
istirahat, saat pulang sekolah, dan bahkan.. saat bertemu guru
tahfidznya di jalan.. . Tentu maksudnya kapanpun di sini juga bisa diberi batasan: ketika gurunya saat itu sedang tidak ada kepentingan yang harus dilakukan saat itu.
5. Santri diberi tahu, target
menghafal semester ini dari surat apa hingga surat apa, semester
berikutnya surat apa hingga surat apa. Lalu diberi pancingan motivasi:
Kalau mau menyelesaikan hafalan satu tahun ini dalam semester awal
diperbolehkan.
Sistem muraja’ah
1. Menghafal bersama (misal: 1/4 juz) tiap awal pelajaran.
Keuntungan: lebih bersemangat, bisa tahu kesalahan yang tidak disadari, lebih disiplin masuk ke dalam kelas.
2. Muraja’ah estafet, misal: muraja’ah
juz 30, tiap anak diminta muraja’ah tiap surat, ketika berganti surat,
ganti yang baca, begitu seterusnya. Kalau juz 1, berganti orangnya bisa
tiap 1 atau 2 lembar atau 1/4 juz.
3. Muraja’ah partner/ pasangan: satu anak muraja’ah disimak anak yang lain, nanti gantian.
Perhatian:
Ketika muraja’ah, tidak boleh menutup mata dan tidak boleh membawa mushaf al-qur’an.
Alhamdulillah..
Semoga bermanfaat.
Sumber : http://nikenpuspitasari.wordpress.com/2011/03/30/metode-tahfidz-untuk-kbm-santri/