Mengajar Anak Menghafal Al Quran Dengan Metode Rumah Qurani

Metode “Rumah Qurani” yang kami maksud adalah metode yang diilhami dari pengajaran Al Quran di Jamiatul Quran yang didirikan oleh Sayyid Muhammad Mahdi Tabatabai, di Iran. Insya Allah, metode lengkapnya secara bertahap akan di-upload di website Rumah Pohonku. Namun untuk sementara, inilah garis besar metode tersebut, yang bisa Anda terapkan kepada anak-anak Anda mulai dari sekarang.

Tujuan utama metode Rumah Qurani adalah mengajar anak mengenal Al Quran secara menyenangkan dan komprehensif sehingga insya Allah tercipta generasi yang cinta Al Quran dan berakhlak Qurani.

Langkah Pertama: tetapkan motivasi yang benar

Yang jelas, motivasi kita untuk mengajar anak menghafal Al Quran bukanlah karena orang lain, “Lihat itu, si Budi sudah hapal 10
surat, masak kamu tidak bisa?!” Carilah motivasi yang benar, antara lain, untuk mendidik akhlak anak agar sesuai dengan ajaran Kitab Suci Ilahi ini. (baca: Mengapa Kita dan Anak Kita Perlu Menghafal Al Quran)

Langkah Kedua: mulailah dengan pengajaran ayat-ayat yang sederhana dan mudah diaplikasikan anak dalam kehidupan sehari-hari

Langkah ini bertujuan antara lain untuk membuat anak familiar dengan bunyi-bunyi bahasa Arab yang tentu awalnya terasa asing bagi mereka. Dengan kata lain, mereka akan menyadari bahwa ayat Quran adalah sesuatu yang ‘hidup’ dalam keseharian, bukan ‘mantra-mantra aneh’. Konsep-konsep dalam ayat-ayat pilihan tersebut dengan mudah bisa digambar oleh orang tua, lalu anak disuruh mewarnainya. Anak dan orang tua juga bisa mendiskusikan banyak hal dari ayat itu.

Sebagai contoh, ayat yang berhubungan dengan berbuat baik kepada ibu-bapak (waa bil waalidaini ihsaanaa — Al Israa:23). Kita bisa menggambar di kertas: seorang anak yang sedang mencium tangan ibu dan ayah. Beberapa contoh gambar sederhana, bisa dilihat di http://www.rumahpohonku.net/

Pilihan topik-topik ayat lain yang konsepnya mudah diaplikasikan:

a. Topik ayat: kebersihan badan
Ayat: wallahu yuhibbul mutathaahhiriin (At-Taubah:108)
Gambar: anak sedang mandi.

b. Topik ayat: kebersihan baju
Ayat: wa tsiyaabaka fa thahhir (Al Mudatsir:4)
Gambar: anak di samping mesin cuci dan baju di jemuran

c. Topik ayat: berhias/ berpenampilan rapi kalau ke mesjid
Ayat: khudzuu ziinatakum inda kulli masjid (Al A’raaf: 31)
Gambar: Anak sedang bersisir (bersiap-siap akan ke mesjid)

d. Topik ayat: mendirikan sholat
Ayat: wa aaqimis-sholaata li dzikrii (Thaha:14)
Gambar: anak sedang sholat (posisi berdiri)

e. Topik ayat: bekerjasama dengan teman dalam kebaikan
Ayat: wa ta’aawanu alal birri wa taqwaa (Al Maidah:2)
Gambar: seorang anak sedang memapah temannya yang kakinya terluka

Langkah Ketiga: lakukan proses menghafal dengan suasana yang menyenangkan dan komprehensif

Bila mengikuti metode aslinya (yaitu menggunakan metode Rumah Qurani), tentu saja diperlukan pelatihan terlebih dahulu. Namun, untuk sementara, kita bisa mencoba sebatas kemampuan kita saja, antara lain sbb:

a. Memahamkan kepada anak makna ayat yang sedang dihafal dengan menggunakan isyarat tangan. Misalnya ketika mengajarkan surat Al-Ikhlas:
qul huwal-Laahu ahad Qul (artinya: katakanlah) -> tangan menunjuk ke mulut
Huwal- (artinya: Dia) -> jari telunjuk menunjuk ke atas
Laahu (artinya: Allah) -> jari telunjuk menunjuk ke atas
Ahad (artinya: satu) -> tangan menunjukkan bilangan satu

b. Bila penggunaan isyarat tangan sulit dilakukan (karena memang untuk itu, kita harus menguasai minimalnya, sedikit, bahasa Arab), kita bisa menyiasatinya dengan menjelaskan makna ayat melalui gambar (seperti
langkah kedua di atas) atau melalui dongeng.

Misalnya, “Anakku, coba lihat di sekitarmu, ada pohon, gunung, langit, bunga, kupu-kupu…tahukah engkau siapa yang menciptakan semua itu? Alam semesta ini diciptakan oleh Allah yang Satu. Qul huwal-Laahu Ahad.
Allah itu Satu. Dst.c. Gunakan alat-alat bantu, misalnya VCD Quran yang banyak tersedia di pasaran.

c. Buat game atau permainan agar anak tidak merasa bosan.

Misalnya, ayah-ibu-Ahmad secara bergantian menyebut ayat yang sedang dihafal. Ayah ayat pertama, lalu Ibu ayat kedua, lalu Ahmad ayat ketiga, lalu kembali ke Ayah, dst. Ayah dan Ibu bisa saja berpura-pura lupa, lalu mendapat hukuman.

Langkah Keempat: berikan keteladanan

Salah satu hal yang paling menonjol dari metode pengajaran hafalan Quran yang diterapkan oleh Jamiatul Quran (yang sebagian metodenya kemudian diadaptasi oleh Rumah Qurani) adalah peran serta ibu dalam proses pengajaran itu (artinya, di Iran, para ibu ikut duduk di kelas bersama anak-anak mereka). Meskipun di Indonesia agaknya sistem ini sulit diterapkan, namun setidaknya ada nilai penting yang bisa kita ambil, yaitu pentingnya keteladanan orangtua. Bagaimana mungkin kita berharap anak-anak kita mencintai Al Quran dan memiliki akhlak Qurani bila kita sendiri orangtuanya jarang membaca Al Quran?

Langkah Kelima: berilah anak hadiah

Setelah anak berhasil menghafal satu ayat atau satu
surat pendek, berilah dia hadiah. Bila kondisi keuangan terbatas, bisa saja hadiah diberikan secara akumulatif. Misalnya, ketika anak sudah menghafal satu ayat atau satu
surat pendek, buat tanda bintang di kertas khusus. Katakan kepada anak, jika dia sudah mengumpulkan 10 tanda bintang (misalnya), dia akan mendapat hadiah buku cerita (atau apa saja sesuai kemampuan). Hadiah sangat berpengaruh besar kepada psikologis anak. Dia akan mendapatkan kenangan indah dari proses menghafal Al Quran dan insya Allah, kecintaan kepada Al Quran pun tumbuh dalam dadanya.

Demikian garis besar metode Rumah Qurani yang bisa diterapkan di rumah. Lebih lanjut kunjungi http://rumahqurani.multiply.com dan http://www.rumahpohonku.net/

Sumber : http://learningathome.wordpress.com/2007/01/31/mengajar-anak-menghafal-al-quran-dengan-metode-rumah-qurani/

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © / Solah's Kliping

Template by : Urangkurai / powered by :blogger